KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Segala puji bagi
Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun
oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat
tentang Perkembangan Islam Pada masa Khulafah khurasidin yang sengaja penulis
pilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat
dukungan dari semua pihak.
Penyusun juga
mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga makalah ini
dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini
memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.
Terima kasih.
wssalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Penulis
i.
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR ……………………………………………… i
DAFTAR ISI ……………………………………………… i
BAB
I PENDAHULUAN ……………………………………………. 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR……………………………… 2
B.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN
KHATTAB……………………. 4
C.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UTSMAN
BIN AFFAN…………………… 5
D.
PERKEMBANGANN ISLAM PADA MASA ALI BIN
ABI THALIB…………………… 6
E.
PELAJARAN YANG DAPAT DI
AMBIL…………………………………………………
BAB
III PENUTUP
A.
SIMPULAN ……………………………………………… 8
B.
SARAN ………………………………………………. 8
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………… 9
ii
BAB
I
PENDAHULUAN
Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.
Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang risalahilahiyah ini tidak pernah bergantung pada satu nama pun.
Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya fitnah yang disulut oleh kedengkian musuh-musuh islam.
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang pertama sekali merasakan manisnya cucuran hidayah dan kemudian berbuah prilaku yang baik dan elegan.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ABU BAKAR
Setelah
Abu Bakar diangkat menjadi khalifah, beliau berpidato. Dalam pidatonya itu
dijelaskan siasat pemerintahan yang akan beliau jalankan.Di bawah ini kita
kutip beberapa prinsip-prinsip yang diucapkan dalam pidatonya itu, antara lain
beliau berkata:
Tugas
pertama yang dilaksanakan sebagai Khalifah, yaitu memerangi orang-orang murtad.
Sepeninggal Rasulullah memang banyak kaum muslimin yang kembali ke agamanya
semula. Karena Nabi Muhammad, pimpinan mereka, sudah wafat, mereka merasa
berhak berbuat sekehendak hati. Bahkan muncul orang-orang yang mengaku Nabi,
antara lain Musailamah Al-Kadzab, Thulaiha Al-Asadi, dan Al-Aswad Al-Ansi
permasalahan yang muncu pada masa khalifah Abu Bakar, antara
lain:
1. Gerakan Nabi Palsu
2. Gerakan Kaum Murtad
3. Gerakan Kaum Munafik
4. Munculnya Kaum yang enggan membayar zakat
Jasa-jasa Abu Bakar Ash-Shidiq, antara lain:
1) Memerangi Kemurtadan (Perang Ridda)
Segera setelah suksesi Abu Bakar,
beberapa masalah yang mengancam persatuan dan stabilitas komunitas dan negara
Islam saat itu muncul. Beberapa suku Arab yang berasal dari Hijaz dan Nejed
membangkang kepada khalifah baru dan sistem yang ada. Beberapa diantaranya
menolak membayar zakat walaupun tidak menolak agama Islam secara utuh. Beberapa
yang lain kembali memeluk agama dan tradisi lamanya yakni penyembahan berhala.
Suku-suku tersebut mengklaim bahwa hanya memiliki komitmen dengan Nabi Muhammad
SAW dan dengan kematiannya komitmennya tidak berlaku lagi. Berdasarkan hal ini
Abu Bakar menyatakan perang terhadap mereka yang dikenal dengan nama perang
Ridda.[1] Untuk itu Abu Bakar mengirim 11
pasukan perang dengan 11 daerah tujuan. Antara lain, pasukan Khalid bin Walid
ditugaskan menundukkan Thulaiha Al-Asadi, pasukan 'Amer bin Ash ditugaskan di
Qudhla'ah. Suwaid bin Muqrim ditugaskan ke Yaman dan Khalid bin Said ditugaskan
ke Syam.
2
[1] Perpustakaan
Nasional : Katalog Dalam Terbitan(KDT), Ensiklopedi Mini Sejarah dan
Kebudayaan Islam, Logos Wacana Ilmu, Jakarta 1996
Dalam perang Ridda peperangan
terbesar adalah memerangi "Ibnu Habib al-Hanafi" yang lebih dikenal
dengan nama Musailamah Al-Kazab (Musailamah si pembohong), yang mengklaim
dirinya sebagai nabi baru menggantikan Nabi Muhammad SAW. Musailamah kemudian
dikalahkan pada pertempuran Akraba oleh Khalid bin Walid.
2) Ekspedisi ke utara
Setelah menstabilkan keadaan internal dan secara penuh
menguasai Arab, Abu Bakar kemudian mengarahkan perhatiannya pada perluasan
wilayah pemerintahan Islam. Pada tahun 633 M, Abu Bakar memerintahkan Khalid
ibn Walid mengadakan kegiatan ekspansi ke wilayah-wilayah perbatasan Syria dan
Persia. Khalid mengirimkan surat kepada Hurmuz, komandan pasukan tempur Persia,
dengan tiga alternatif :
1.
ajaran memeluk agama islam
2.
kewajiban membayar pajak
3.
siap dalam peperangan
Hurmuz memutuskan pilihannya pada alternatif yang ketiga,
sehingga pecahlah peperangan antara pasukan muslim dengan pasukan Persia.
Pertama kali perang terjadi di Hafir, 50 mil sebelah Utara Uballah, yang
dikenal sebagai “perang rantai” karena pasukan Persia membuat barisan
pertahanan dengan rantai-rantai besar yang mengikat mereka satu dengan lainnya.
pasukan Persia menyerah sedang komandan mereka terbunuh dalam peperangan.
setelah peperangan ini, terjadi sejumlah peperangan kecil, pasukan Persia pada
akhirnya terdesak dan mereka terusir ke wilayah Mesopotamia. pasukan muslim
juga berhasil mengepung dan menguasai wilayah Hira. Penguasa Kristen wilayah
ini menyerahkan diri dan mengadakan perjanjian damai dengan pemerintah Islam,
dengan kesediaan mereka membayar sejumlah pajak, yang dikenal sebagai jizyah.
setelah berhasil dalam pengepungan kota Hira, Khalid beserta
pasukannyamelanjutkan ekspansi ke wilayah Utara sampai pada wilayah Ambar,
sebuah wilayah pesisir di tepi pantai Euphrat. Dari sini, pasukan Khalid
mengadakan penaklukan wilayah “ Ainut tamr”. Pada masa Nabi Muhammad,
Heraclius, penguasa imperium Romawi, menyambut delegasi yang dikirimkan oleh
Nabi dengan penuh penghormatan, namun tidak lama kemudian ia menjadi musuh
islam. Pada masa ini kaisar Romawi menggalang persekutuan dengan suku-suku
badui, di sekitar wilayah perbatasan Syria, untuk melancarkan serangan terhadap
islam. Abu Bakar menempuh upaya pengamanan wilayah tersebut dari rongrongan
penguasa Romawi. selain itu salah seorang komandan Romawi telah membunuh utusan
Nabi di Muth’ah. Untuk memberikan balasan kecurangan mereka tersebut, Abu Bakar
melancarkan ekspedisi militer ke Syria. terlepas dari faktor dan latar belakang
tersebut, kondisi obyektif wilayah Syria adalah sangat maju perekonomiannya
dibandingkan dengan negeri Arabia lainnya. sejak zaman dahulu, negeri Arabia
mayoritas bargantung pada Syria dengan menjalin hubungan perdagangan.
3
Atas dasar pertimbangan ini maka
upaya penaklukan Syria diharapkan akan sangat berarti bagi perkembangan islam
di masa-masa mendatang.
3) Penulisan Al-Qur'an
Abu Bakar juga berperan dalam
pelestarian teks-teks tertulis Al Qur'an. Dikatakan bahwa setelah kemenangan
yang sangat sulit saat melawan Musailamah dalam perang Ridda, banyak penghafal
Al Qur'an yang ikut tewas dalam pertempuran. Abu Bakar lantas meminta Umar bin
Khattab untuk mengumpulkan koleksi dari Al Qur'an.[2]
Abu Bakar memproyekkan pengumpulan dan penulisan ayat Al-Qur'an dengan menunjuk
Zaid bin Tsabit sebagai pelaksananya. Hal ini dilakukan mengingat
a.
Banyak sahabat yang hafal Al-Qur'an gugur dalam perang penumpasan orang-orang
murtad.
b.
Ayat-ayat Al-Qur'an yang ditulis pada kulit-kulit kurma, batu-batu, dan kayu
sudah banyak yang rusak sehingga perlu penyelamatan.
c.
Pembukuan Al-Qur'an ini mempunyai tujuan agar dapat dijadikan pedoman bagi umat
Islam sepanjang masa.
Setelah lengkap koleksi ini, yang
dikumpulkan dari para penghafal Al-Quran dan tulisan-tulisan yang terdapat pada
media tulis seperti tulang, kulit dan lain sebagainya, oleh sebuah tim yang
diketuai oleh shahabat Zaid bin Tsabit, kemudian disimpan oleh Hafsah, anak
dari Umar dan juga istri dari Nabi Muhammad SAW. Kemudian pada masa
pemerintahan Usman bin Affan koleksi ini menjadi dasar penulisan teks al Qur'an
hingga yang dikenal hingga saat ini.
Abu Bakar meninggal pada tanggal 23
Jumadil akhir tahun 13 H bertepatan dengan tanggal 23 Agustus 634 di Madinah
pada usia 63 tahun. Abu Bakar dimakamkan di rumah Aishah di dekat masjid
Nabawi, di samping makam Rasulullah SAW.
B. PERKEMBANGAN
ISLAM PADA MASA UMAR BIN KHATTAB
Umar bin Khattab memerintah atau menjadi khalifah selama
10 tahun 6 bulan yaitu dari tahun 13 H-23 H (634 M-644 M). Beliau meninggal
pada usia 63 tahun pada bulan Dzul Hijjah disebabkab dibunuh oleh seorang
berkebangsaan Persia yang bernama Abu Lu`lu yang menyimpan dendam kepada Umar
bin Khattab yang telah menaklukkan negrinya.
[2] Dr, Badri
Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada :
2003, hlm. 89. 4
Jenazah Umar bun Khattab dikebumikan di samping kuburan
Abu Bakar r.a dan Rasulullah SAW. [3]
Banyak kemajuan yang dialami oleh umat Islam dan agama
Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab, diantara kemajuan yang dialami pada
masa Umar bin Khattab adalah sebagai berikut : [4]
1. Penyebaran
(ekspansi) syari`at Islam ke luar Jazirah Arab
Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan misi penyebaran
Islam ke luar jazirah Arab seperti yang telah dilakukan oleh Khalifah
sebelumnya yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar
r.a beliau berhasil menyatukan kembali yang ada di jazirah Arab setelah adanya
gerakan pembangkangan. Sementara daerah di luar jazirah Arab yang berhasil
dikuasai adalah daerah Ubullah (terletak di pantai teluk Persia), lembah
mesopotomia, Hirat, Dumat al-Jandal yang berada di Suriah, sebagian daerah
perbatasan Palestina, Suriah dan sekitarnya.
Perluasan wilayah pada zaman Umar bin Khattab berlangsung
kurang lebih 10 tahun; dengan waktu yang relatif cukup singkat daerah yang
dikuasai oleh umat Islam bertambah secara spektakuler.
[5] Daerah yang berada di bawah kekuasaan khalifah Umar bin Khattab
terbentang dari Tripoli (Afrika Utara) di barat sampai Persia di timur; dari
Yaman di selatan sampai Armenia di utara.
Kegemilangan penaklukan daerah-daerah pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab ditandai dengan penaklukan Suriah dan Palestiana
yang pada saat itu berada dalam kekuasaan Byzantium; sementara Byzantium
sendiri bisa dikuasai pada tahun 636 M juga Damaskus bisa dikuasai pula pada
tahun tersebut. Tahun 638 M daerah Darussalam juga bisa dikuasai. Pada tahun
639 M dilakukan penyerangan ke daerah-daerah yang berada di negeri Mesir, dan
dalam kurun tiga tahun Mesir dapat dikuasai.
Tahun 641 M negara Palestina dan Suriah dapat dikuasai
secara penuh; dan tahun 642 M sebagian daerah Persia dan daerah Palestina dapat
dikuasai; serta ketika beliau
[3] Dr, Badri Yatim, M.A, PT.
Gravindo Persada : 2003, hlm. 91
[4] Katalog Dalam Terbitan (KDT), Ensiklopedi Mini
Sejarah dan Kebuidayaan Islam, Logos Wacana Ilmu Jakarta 1996
[5] Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 93 5
[5] Dr, Badri Yatim, M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 93 5
wafat kedua
negara tersebut dapat dikuasai sepenuhnya. Penaklukan-penaklukan daerah
strategis ini menaikkan citra Islam di mata dunia. [6]
2. Administrasi
Negara
Bertambah luasnya daerah di bawah kekuasaan Islam membuat
Umar berfikir bagaimana cara mengelola dan mengatur roda pemerintahan yang
berada di bawah kekuasaannya.
Maka selanjutnya Umar bin Khattab membuat terobosan
dengan melahirkan inovasi-inovasi dalam mengelola pemerintahannya. Dalam
berbagai riwayat, Umar ditampilkan sebagai sosok yang mampu mengatasi
persoalan-persoalan administrasi di wilayah yang baru.
[7] Diantara inovasi yang beliau lakukan adalah dalam hal
pengadministrasian negara; contoh inovasi-inovasi yang beliau lakukan adalah
sebagai berikut :
a. Menyatukan dan
mengorganisir orang-orang Arab yang telah masuk Islam ke dalam sebuah wadah
persemakmuran agama-militer, di mana para anggotanya adalah kaum muslimin,
karena bagi mereka yang non muslim tidak bisa menjadi tentara perang.
b. Umar berasumsi
bahwa tidak ada agama lain di semenanjung Arab yang dilindungi selain Islam,
maka Umar mengusir orang-orang Yahudi Khaibar yang tinggal di Jericho dan
tempat-tempat lainnya; serta orang-orang Kristen Najran yang melarikan diri ke
Suriah dan Irak.
c. Orang Dzimmi,
penduduk wilayah taklukkan akan mendapat perlindungan dari penguasa muslim dan
tidak diwajibkan militer, karena Islam melarang orang non muslim menjadi
angkatan perang.
d. Berkaitan
dengan masalah perpajakan yang berada di daerah taklukkan wajib membayar pajak;
sementara mereka yang masuk Islam tidak dibebankan untuk membayar pajak tapi
diganti dengan kewajiban membayar zakat.
e. Ghanimah
menurut Umar adalah berupa harta bergerak dan tawanan perang; sementara tanah
dan mata uang dipandang sebagai fay dan menjadi hak komunitas Islam secara
keseluruhan.
f. Adanya sensus
penduduk yang merupakan sensus pertama yang terjadi dalam sejarah perjalanan
umat. Sensus ini dilakukan untuk membagikan pendapatan negara. Dalam hal
pembagian harta negara tersebut, Umar membaginya menjadi tga golongan, yaitu :
[6] Dr.Badri Yatim,
M.A, Sejarah Peradaban Islam, PT: Gravindo Persada : 2003, hlm 95
[7]
Prof. Dr. Hj. Musyrifah Sunanto,sejarah islam klasik, Jakarta Timur, Penada
Media:2003, hlm 119
6
Aisyah sebagai bagian dari ahlu al-bait
mendapat jatah pendapatan sebesar rata-rata 12.000 dirham/tahun.
Kaum Muhajirin
dan Anshar mendapat rata-rata 4000-5000 dirham/tahun
Tentara
prajurit arab besaran pembagian pembagian harta negara berdasar pada aktif dan
sumbangsih orang tersebut besaran tanggungannya berkisar antara 500-600
dirham/tahun
Wanita,
anak-anak bahkan klien, besaran tanggungan adalah 200-600 dirham/tahun.
3. Membentuk
Angkatan Perang Islam
Pembentukan tentara perang pada masa Umar bin Khattab
lebih tertata rapih. Tentara perang adalah orang muslim dari semua suku dan
bangsa. Pasukan perang dipimpin oleh seorang komandan dan panglima tertinggi
(amǐr) adalah khalifah yang berada di Madinah yang memberikan otoritas kepada
para jendral.
Pada masa khalifah Umar ini, strategi-strategi perang
telah ditanamkan kepada kaum muslimin. Salah satunya adalah dengan menempatkan
pasukan utama yang diapit oleh dua pasukan sayap yang terdiri dari pasukan
panah dan tombak; begitu juga dengan menempatkan regu cadangan pada
tempat-tempat yang strategis.
Yang tidak kalah penting berkaitan dengan masalah
peperangan ini adalah dengan aturan baru tentang masalah harta rampasan perang
atau ghanimah. Kalau dulu ghanimah dibagikan secara merata kepada seluruh
pasukan perang, namun pada saat Umar harta rampasan yang boleh dibagikan itu
hanyalah berupa harta bergerak dan tahanan perang; sementara harta rampasan
perang berupa tanah dan mata uang menjadi hak seluruh komunitas muslim. Juga
adanya pengenalan istilah penggajian untuk para pasukan perang.
4. Penanggalan
Hijriyyah
Umar berijtihad bahwa untuk penanggalah tahun hijriyyah
harus dimulai disaat Rasulullah SAW dan para sahabat mengadakan hijrah ke kota
Madinah.
Baliau beralasan
karena inilah titik awal penyebaran syari`at Islam ke seluru negri. Maka
terhitung sejak kepemimpinan beliau yaitu tahun 16 H (637 M) mulai dipergunakan
penanggalan hijriyyah. [8]
5. Pengumpulan
tulisan-tulisan al-Qur`an
Khalifah Umar bin Khattab berfikir bahwa konsekwensi dari
adanya peperangan–peperangan yang terjadi adalah gugurnya para sahabat dalam
peperangan tersebut; tak terkecuali para sahabat yang tergolong para huffadz
atau para penghafal al-Qur`an.
[8] Abdul Mun’im
Majid, Sejarah Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997 hlm. 182
7
Maka berdasarkan
realita yang terjadi, maka Umar memerintahkan untuk mengumpulkan
tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar di antara para sahabat. Hal ini
dilakukan oleh Umar bin Khattab semata-mata untuk menjaga kemurnian al-Qur`an;
kelak pengumpulan ini dijadikan sebagai salah satu rujukan yang digunakan oleh
khalifah Utsman bin Affan untuk membuat mushaf al-Qur`an.
Di samping berinisiatif untuk mengumpulkan
tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar diantara para sahabat, Umar pun berani
berijtihad terhadap sesuatu yang tidak pernah terjadi pada zaman Rasulullah
SAW. Salah satu contoh bentuk ijtihad Umar bin Khattab adalah pelaksanaan
shalat tarawih secara berjama`ah.
C.PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN
AFFAN
1.Utsman sebelum masuk Islam
Utsman dilahirkan di mekkah pada tahun 573 masehi bertepatan dengan tahun ke enam dari kelahiran nabi saw. Ayahandanya ‘Affan ibn Abi Ash keturunan Bani Umayyah yang cukup diegani pada saat itu. Dan jika ditelusuri silsilah keturunannya dengan nabi maka akan bertemu pada kakeknya yang keenam yakni AbdiManaf ibn Qushay.
Utsman dilahirkan di mekkah pada tahun 573 masehi bertepatan dengan tahun ke enam dari kelahiran nabi saw. Ayahandanya ‘Affan ibn Abi Ash keturunan Bani Umayyah yang cukup diegani pada saat itu. Dan jika ditelusuri silsilah keturunannya dengan nabi maka akan bertemu pada kakeknya yang keenam yakni AbdiManaf ibn Qushay.
Utsman adalah saudagar sukses yang berlimpah kekayaan harta. Namun, meski demikian beliau dikenal sebagai sosok yang rendah hati, pemalu, dan dermawan sehingga beliau begitu dihormati oleh masyarakat disekelilingnya.
2.Utsman memeluk Islam
Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah duniasebagai utusan tuhan.
Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam. Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya.
Masuknya utsman kedalam islam berawal dari sebuah suara dalam mimpinya di bawah rindang pohon antara maan dan azzarqa yang menyarankan agar beliau segera kembali ke mekkah sebab orang yang bernama Muhammad telah muncul membawa ajaran baru yang kelak akan merubah duniasebagai utusan tuhan.
Setelah terbangun dari mimpinya beliau bergegas kembali ke mekkah dan menanyakan hal ihwal ataupun makna yang tersimpan dari kejadian yang menimpanya. Kemudian beliau bertemu dengan Abu bakar dan mengajaknya untuk mengikuti langkahnya yang lebih dahulu memeluk islam. Lalu menghadaplah keduanya kepada rasulullah untuk menyatakan keislamannya.
3.Utsman menjadi khalifah
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia.
8
Dari masa inilah awal pengangkatan
seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh
keenam orang sahabat sepanjang sejarah manusia.
4.Perluasan wilayah Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya.
4.Perluasan wilayah Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya.
Namun demikian, meski disana-sini banyak
kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka,
bahkan pada masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia
mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent,
Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya,
Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia. Maka islam lebih luas wilayahnya jika
dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena islam
telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.
5.Pembentukan Armada laut Islam pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu.
5.Pembentukan Armada laut Islam pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu.
Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada
Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi
kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn
sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan
sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah
menaklukkan pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari.
9
7.Akhir Masa Kepemimpinan
Ustman bin Affan
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.
D.PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA ALI BIN ABI THALIB(35-40 H)
Ali bin Abi Thalib tampil memegang
pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan huru-hara perpecahan
akibat terbunuh nya Usman oleh kaum pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan
diangkat oleh jamaah kaum muslimin di
madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak
segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin
Abi Thalib di angkat dengan di ba’iat oleh masyarakat.
Dalam masa pemerintahannya, Ali bin
AbiThalib menghadapi pemberontakan Thalhah Zubair dan Aisyah. Alasan mereka,
Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut
bela’ terhadap darah Ustman yang telah di tumpahkan secara dhalim. Perang ini
di kenal dengan nama perang Jamal. Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan
-kebijaksanaan ali bin Abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari
gubernur di Damaskus, Mu’awiyah. Yang di dukung oleh bekas pejabat tinggi yang
merasa kehilangan kedudukan dan kejayaanya. Pertempuran yang terjadi di kenal
dengan perang Siffin. Perang ini di akhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi
tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya
golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali).
Diantara perkembangan yang ada pada
masa Khalifah Ali adalah :
a) Terciptanya ilmu bahasa/nahwu
(Aqidah nahwiyah)
b) Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an
c) Berkembangnya Sastra
E.PELAJARAN
YANG DAPAT DIAMBIL
Pelajaran yang dapt diambil antara
lain :
1. Islam merupakan agama rahmatan
lilalamin yaitu agama untukn seluruhn umat manusia, bukan hanya untuk golongan tertentu.
2. para sahabat menyebarkan islam
dengan begitu giatnya sehingga islamn menyebar keseluruh dunia termasuk
Indonesia.
3. Para sahabatan mempunyai
karakteristikm tersendiri dalam memimpin islam.
10
BAB
III
PENUTUP
A.
SIMPULAN
Berdasarkan
uraian bahasan “ perkembangan Islam pada masa khulaf khurasidin “ dapat
disimpulkan bahwa :
1. Pada
masa khalifah islam berkembang begitu pesat.
2. Peradaban
sangat maju sampai pada daerah yang di kuasai islam
3. Semuab
itu tidak lepas dari bersatunya unat islam sehingga mampu memperluas wilayah.
B.
SARAN
Bertolak dari
pembahasan perkembangan islan pada masa khulafah khurasidin penyusun memberikan
saran sebagai berikut :
1.
Kita sebagai orang muslim hendaknya
mengetahui sejarah islam.
2.
Bagi pembaca penulis mengharapkan kritik
dan sarannya yang bersifat membangun demi sempurnanya makalah ini.
11
DAFTAR
PUSTAKA
Abdul Mun’im Majid, Sejarah
Kebudayaan Islam, Pustaka : 1997 hlm. 182
13
SEJARAH PERADABAN PADA MASA
KHULAFAH
KHURASIDIN
Makalah Sejarah Kebudayaan
Islam
Dosen : H.Nikmat Sabli, Lc
. |
Oleh :
1. Bmbang Royani
2. Ratna Wati
3. Sisdamira
4. Zulhendri
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
JURUSAN EKONOMI
ISLAM
SEMESTER II D
bang .. bsa minta filenya kh bang
BalasHapusMakasih ya gan , blog ini sangat bermanfaat sekali .............
BalasHapusbisnistiket.co.id
izin share ,sangat bermnfaat
BalasHapus