KATA
PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Segala
puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang Strategi Pemasaran dalam Daur Hidup Produk yang sengaja
penulis pilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu
mendapat dukungan dari semua pihak.
Penyusun
juga mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang telah banyak
membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya. Terima kasih.
wssalamualaikum warahmatullahi
wabarakatuh
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………
DAFTAR ISI ………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN ………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
A. DEFINISI
IKLAN ……………………………………………
B. FUNGSI
IKLAN …………………………………….…….
C. BEBERAPA
PERSOALAN ETIS………………………………………
D. MAKNA
ETIS MENIPU DALAM IKLAN……………………………
E. KEBEBASAN
KONSUMEN …………………………………
BAB III PENUTUP
A. SIMPULAN
………………………………………………
B. SARAN ……………………………………………….
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………… 10
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Konsep daur hidup bisa dimanfaatkan
oleh manajer agar bisa memahami dinamika produk dan pasar. Manfaat sesungguhnya
bisa beragam tergantung dari situasi pengambilan keputusan. Sebagai alat
perencanaan, konsep daur hidup produk bisa membantu memperjelas
tantangan-tantangan pemasaran pada setiap tahap dan alternative strategi apa
saja yang bisa digunakan perusahaan. Sebagai alat pengendalian, konsep ini
membantu perusahaan dalam membandingkan prestasi dengan produksi sejenis dimasa
lalu.
Sebenarnya pola daur hidup produk
adalah selalu berubah-rubah, karena sulit menduga lamanya suatu tahap dan para
manajer sendiri sering tidak bisa memastikan pada tahap apa produk mereka saat
ini berada. Suatu produk mungkin kelihatannya mencapai tahap kedewasaan,
padahal hanya mencapai saat mendatar pada tahap pertumbuhan untuk sementara
sebelum menaiknya kurva untuk kedua kalinya. Pola daur hidup merupakan alat
strategi pemasaran, bukan seperti siklus hidup organism yang alami dan pasti.
Pola daur hidup menjadi akibat dari berbagai strategi pemasaran yang telah
ditentukan perusahaan. Jika penjualan suatu produk menurun, manajer jangan
segera mengambil kesimpulan bahwa produk sudah jelas masuk ke tahap kemunduran,
karena masih dimungkinkan diambil langkah-langkah strategi pemasaran untuk
menaikkan kembali penjualan.
Berikut akan diuraikan empat tahap
Daur Hidup Produk beserta contoh strategi implementasi memposisikan tawaran
produk kepasar (perusahaan-perusahaan industry) berupa Fasilitas Kepabeanan dan
pengembangan produk baru berupa fasilitas Kawasan Berikat ke pasar
(perusahan-perusahaan industry di Jawa Barat).
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,
dalam hal ini Kantor Wilayah DJBC Jawa Barat mengeluarkan/menerbitkan suatu
produk/jasa berupa pemberian Fasilitas Kepabeanan dan Cukai. Berbagai macam
fasilitas kepabeanan dan cukai telah di keluarkan pemerintah, tetapi
untuk mempersempit pembahasan maka akan di uraikan hanya berupa pemberian fasilitas
Kemudahan Impor Tujuan Ekspor dan pengembangan produk fasilitas berupa Kawasan
Berikat.
1
BAB
II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A.
DEFINISI SIKLUS HIDUP PRODUK
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang
memberikan pemahaman tentang dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya
dengan manusia, suatu produk juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup
Produk (Product Life Cycle) ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat
produk sejak diperkenalkan ke pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus
Hidup Produk (Product Life Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam
pemasaran karena memberikan pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing
suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh
levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para
ahli lainnya.
B.
TAHAP-TAHAP DALAM SIKLUS HIDUP
PRODUK
Ada
berbagai pendapatan mengenai tahap – tahap yang ada dalam Siklus Hidup Produk
(Product Life Cycle) suatu produk. Ada yang menggolongkannya menjadi
introduction, growth, maturity, decline dan termination. Sementara itu ada pula
yang menyatakan bahwa keseluruhan tahap – tahap Siklus Hidup Produk (Product
Life Cycle) terdiri dari introduction (pioneering), rapid growth (market
acceptance), slow growth (turbulance), maturity (saturation), dan decline
(obsolescence).
Selain
itu ada juga pendapat yang mengkategorikannya ke dalam
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
tahap introduction, growth, maturity, saturation, dan decline. Meskipun demikian pada umumnya yang digunakan adalah penggolongan ke dalam empat tahap, yaitu introduction, growth, maturity dan decline.
Menurut
Basu Swastha (1984:127-132), daur hidup produk itu di bagi menjadi empat tahap,
yaitu :
1. Tahap Perkenalan (introduction).
Pada
tahap ini, barang mulai dipasarkan dalam jumlah yang besar walaupun volume
penjualannya belum tinggi. Ciri-ciri umum tahap ini adalah penjualan yang masih
rendah, volume pasar berkembang lambat (karena tingginya market resistance),
persaingan yang masih relatif kecil, tingkat kegagalan relatif tinggi, masih
banyak dilakukan modifikasi produk dalam pengujian dan pengembangannya (karena
problem yang timbul tidak seperti yang diramalkan dan mungkin pula disebabkan
pemahaman yang keliru tentang pasar), biaya produksi dan pemasaran sangat
tinggi, serta distribusi yang masih terbatas.
1
Permintaan
dalam tahap ini datang dari core market, yaitu konsumen yang mempunyai dana
berlebih dan mencari produk yang benar-benar diinginkannya. Oleh karena harga
produk baru biasanya tinggi (karena belum diproduksi secara massal, secara
efisien, dan untuk menutup biaya riset dan pengembangan serta biaya promosi),
maka konsumen seperti inilah yang dituju oleh produsen.Laba masih sanngat
rendah (bahkan merugi) kerana besarnya biaya pemasaran (terutama promosi) dan
biya lainnya sementara penjualan masih rendah.
Pada
tahap ini promosi difokuskan pada usaha membangun permintaan awal (primary
demand) yaitu permintaan pada kelas produk (product class), bukan pada merek
produk. Produk baru juga biasanya menimbulkan masalah distribusi, karena
seringkali wholesaler dan retailer tidak bersedia menanggung risiko untuk
menjual produk baru. Dengan demikian, biaya promosi menjadi sangat tinggi
karena selain ditujukan untuk menginformasikan konsumen akhir tentang
keberadaan produk, juga untuk menarik minat distributor.
2. Tahap pertumbuhan (growth).
Dalam
tahap pertumbuhan ini, penjualan dan laba akan meningkat dengan cepat. Karena
permintaan sudah sangat meningkat dan masyarakat sudah mengenal barang
bersangkutan, maka usaha promosi yang dilakukan oleh perusahaan tidak seagresif
tahap sebelumnya. Di sini pesaing sudah mulai memasuki pasar sehingga
persaingan menjadi lebih ketat. Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperluas
dan meningkatkan distribusinya adalah dengan menurunkan harga jualnya. Tahap
ini sendiri dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu :
·
Rapid Growth
Tahap
rapid growth ini ditandai dengan melonjaknya tingkat penjualan perusahaan
dengan cepat karena produk telah diterima dan diminta oleh pasar. Tidak semua
produk baru dapat mencapai tahap ini, bahkan tidak sedikit produk baru yang
gagal di tahap awal. Namun jika produk baru itu berhasil, sesuai dengan
kebutuhan konsumen, maka keadaan ini akan menarik pesaing untuk memasuki
industry tersebut dengan produk tiruan. Oleh karena itu, penyesuaian produk
seringkali dilakukan pertama kali di tahap ini Seiring dengan meningkatnya
penjualan, laba juga meningkat karena biaya produk menjadi murah akibat
efisiensi produksi dan kurva pengalaman (learning curve). Di samping itu biaya
promosi juga dibebankan pada volume yang lebih besar. Sedangkan untuk
distribusi, akan semakin banyak outlet yang diperlukan, sehingga penambahan
retailer akan menjadi kebutuhan perusahaan. Pada tahap ini outlet akan mudah
didapat oleh perusahaan karena banyak retailer yang tertarik dengan keuntungan
dari kesuksesan produk baru ini. Namun situasi ini juga dipengaruhi oleh
intensitas persaingan.
2
Semakin
kuat intensitasnya, maka para retailer tidak akan mampu menangani setiap lini
produk yang ditawarkan kepada mereka.
·
Slow Growth
Pada
tahap ini penjualan masih meningkat, namun dengan pertumbuhan yang semakin
menurun. Sebagian besar pasar telah dijangkau, karena produk perusahaan telah
digunakan oleh mayoritas konsumen. Situasi ini akan menyebabkan perusahaan
mulai memperbarui produknya agar dapat mempertahankan penjualannya. Pada
umumnya dilakukan usaha modifikasi produk dengan menyempurnakan model (style
improvement) guna memantapkan posisi produknya di pasar. Laba akan semakin
sulit diperolehp erusahaan dan penyalur karena persaingan harga akan cenderung
menyebabkan penurunan harga. Pesaing semakin banyak yang keluar dari pasar
disebabkan oleh semakin berkurangnya keuntungan/daya tarik industri.
3. Tahap kedewasaan (maturity)
Pada
tahap kedewasaan ini kita dapat melihat bahwa penjualan masih meningkat dan
pada tahap berikutnya tetaP. Tahap ini ditandai dengan tercapainya titik
tertinggi dalam penjualan perusahaan. Normalnya tahap ini merupakan tahap
terlama dalam PLC. Hal ini disebabkan pada tahap ini pemenuhan inti kebutuhan
oleh produk yang bersangkutan tetap ada. Sebagian besar produk yang ada saat
ini berada dalam tahap ini, karena itu sebagian besar strategi pemasaran
ditujukan untuk produk-produk dalam tahap ini. Strategi pemasaran kreatif yang
digunakan untuk memperpanjang daur hidup suatu produk disebut innovative
maturity.
Penjualan
dalam tahap ini sangat sensitif terhadap perubahan perekonomian. Pasar semakin
tersegmentasi, sehingga untuk masing-masing segmen diperlukan promosi yang
berbeda dengan lainnya. Umumnya tahap ini terdiri dari tiga tingkatan. Tingkat
pertama disebutgrowth maturity, yaitu
pertumbuhan penjualan mulai berkurang yang disebabkan oleh dewasanya distribusi.
Tidak ada lagi saluran distribusi baru yang bisa ditambah. Dalam tingkat kedua,
stable maturity, penjualan menjadi mendatar yang disebabkan oleh jenuhnya
pasar. Sebagian konsumen potensial telah mencoba produk baru yang ditawarkan
perusahaan.pada tingkat ketiga, decaying maturity, penjualan mulai menurun dan
konsumen mulai bergerak ke produk lain atau produk substitusi.
Menurunnya
laju pertumbuhan penjualan mengakibatkan kelebihan kapasitas dalam industri.
Hal ini kemudian menyebabkan persaingan menjadi sangat ketat dan intensif. Para
pesaing akan lebih sering menurunkan harga, memberikan diskon besar-besaran
ataupun mengobral produknya.
3
Harga
akan semakin turun, penjualan tukar tambah mulai mendominasi, dan berbagai
upaya dilakukan untuk mengikat pembeli dan penyalur. Dana riset dan
pengembangan ditambah untuk menemukan produk baru. Semuanya ini akhirnya
menyebabkan semakin menyusutnya laba. Pada tahap ini tidak ada celah lagi yang
bisa dimasuki pendatang baru. Pesaing yang lemah akan tersingkir dari pasar,
dan secara berangsur-angsur industri hanya akan terdiri dari perusahaan yang
mapan.
Distribusi
fisik menjadi semakin kompleks dan mahal. Produk sangat banyak tersedia di
pasar. Jumlah outlet yang menjual produk perusahaan juga bervariasi sehingga
akan memakan waktu dan biaya untuk memastikan bahwa tiap outlet telah memiliki
produk terbaru perusahaan, mempunyai suku cadang yang cukup untuk reparasi
produk sekarang, dan melakukan penjualan tukar tambah untuk produk yang lama.
Faktor ini mendorong usaha promosi diubah dari periklanan ke personal selling
dan sales promotion yang ditujukan kepada distributor.
4. Tahap kemunduran (decline)
Hampir
semua jenis barang yang dihasilkan oleh perusahaan selalu mengalami kekunoan
atau keusangan dan harus di ganti dengan barang yang baru. Dalam tahap ini,
barang baru harus sudah dipasarkan untuk menggantikan barang lama yang sudah
kuno. Meskipun jumlah pesaing sudah berkurang tetapi pengawasan biaya menjadi
sangat penting karena permintaan sudah jauh menurun. Penurunan penjualan ini
disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar, produk substitusi
diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar negeri), dan perubahan
teknologi. Perusahaan akan mengeksploitasi produknya sebelum memutuskan untuk
menghapusnya dan jajaran lini produk yang ditawarkan. Semuanya ini
mengakibatkan menghebatnya persaingan harga, kelebihan kapasitas, dan laba
perusahaan menghilang. Namun produk yang memasuki tahap decline bukan berarti
sudah tidak menguntungkan lagi. Ada kemungkinan justru menguntungkan bagi
perusahaan yang masih bertahan di pasar, karena dapat memanfaatkan sisa-sisa
konsurnen yang sudah ditinggalkan pesaing. Pada tahap ini produk hanya akan
memenuhi kebutuhan pasar inti, sehingga konsumen cenderung spesialis.
Apabila
barang yang lama tidak segera ditinggalkan tanpa mengganti dengan barang baru,
maka perusahaan hanya dapat beroperasi pada pasar tertentu yang sangat
terbatas. Alternatif-alternatif yang dapat dilakukan oleh manajemen pada saat
penjualan menurun antara lain:
a.
Memperbarui barang (dalam arti fungsinya).
b. Meninjau
kembali dan memperbaiki program pemasaran serta program produksinya agar lebih efisien.
4
c.
Menghilangkan ukuran, warna, dan model yang kurang baik.
d. Menghilangkan
sebagian jenis barang untuk mencapai laba optimum pada barang yang sudah ada.
e.
Meninggalkan sama sekali barang tersebut.
f. Menambah
investasi agar dapat mendominasi atau menempati
posisi persaingan yang baik.
posisi persaingan yang baik.
g.
Mencari pasar baru.
h. Tetap pada tingkat
investasi perusahaan saat ini sampai
ketidakpastian industri dapat diatasi.
ketidakpastian industri dapat diatasi.
i. Harvesting strategy untuk mewujudkan
pengembalian uang tunai
dengan cepat.
dengan cepat.
- STRATEGI PEMASARAN DALAM SIKLUS HIDUP PRODUK
Dalam keempat tahap dari analisa
Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle) ini memiliki beberapa strategi (Kotler
1997) yaitu :
1. Tahap
Perkenalan (Introduction)
Strategi pemasaran pada tahap ini
ditujukan untuk membangun kesadaran akan produk secara meluas dan mendorong
konsumen untuk mencoba. Atau
dengan kata lain adalah menciptakan primary demand (permintaan untuk produk
baru). Untuk kepentingan ini produk biasanya didesain dengan model yang
terbatas guna menghindari terjadinya kebingungan pada calon pembeli dan
memudahkan mereka mengenal ciri produk dengan cepat.
a.
Strategi peluncuran cepat (rapid
skimming strategy)
Peluncuran
produk baru pada harga tinggi dengan tingkat promosi yang tinggi. Perusahaan
berusaha menetapkan harga tinggi untuk memperoleh keuntungan yang mana akan
digunakan untuk menutup biaya pengeluaran dari pemasaran. Cara ini biasanya
dipakai untuk mempercepat laju penerobosan pasar. Strategi ini akan berhasil
jika sebagian besar pasar belum mengetahui keberadaan produk, konsumen bersedia
membayar pada harga berapa pun, dan perusahaan menghadapi pesaing potensial
serta ingin membangun preferensi pada mereknya.
b. Strategi peluncuran lambat (slow
skimming strategy)
Merupakan
peluncuran produk baru dengan harga tinggi dan sedikit promosi. Harga tinggi
untuk memperoleh keuntungan sedangkan sedikit promosi untuk menekan biaya
pemasaran. Strategi ini akan berhasil jika besarnya pasar terbatas, sebagian
besar konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen mau membeli dengan harga
tinggi, dan pesaing potensial belum muncul.
5
c.
Strategi penetrasi cepat (rapid
penetration strategy)
Merupakan
peluncuran produk pada harga yang rendah dengan biaya promosi yang besar. Strategi ini
menjanjikan penetrasi pasar yang paling cepat dan pangsa pasar yang paling
besar. Strategi ini akan berhasil jika pasar sangat luas, konsumen belum
mengetahui keberadaan produk, konsumen sangat peka terhadap harga, dan terdapat
indikasi persaingan potensial yang besar.
d. Strategi penetrasi lambat (slow
penetration strategy)
Merupakan
peluncuran produk baru dengan tingkat promosi rendah dan harga rendah. Harga rendah
ini dapat mendorong penerimaan produk yang cepat dan biaya promosi yang rendah.
Keberhasilan strategi ini biasanya harus didukung dengan pasar yang sangat
luas, konsumen mengetahui keberadaan produk, konsumen peka terhadap harga, dan
persaingan potensial sangat rendah.
Lamanya
tahap pengenalan ini sangat ditentukan oleh karakteristik produk seperti
differential advantage dibandingkan produk produk lain yang eksis di pasar,
usaha-usaha edukasional yang dibutuhkan, kadar sifat/corak baru suatu produk
(degree of newness), dan komitmen sumber daya pihak manajemen terhadap
item/aspek baru tersebut. Biasanya yang diharapkan adalah
periode pengenalan yang singkat, sehingga pengaruh negatif terhadap penerimaan
dan aliran kas dapat dikurangi. Demikian pula halnya dengan ketidakpastian
terhadap produk baru tersebut diharapkan dapat ditekan.
2. Tahap
Pertumbuhan (Growth)
·
Rapid Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini ditujukan
terutama untuk membangun pasar yang kuat dan mengkhususkan distribusi. Mutu
produk ditingkatkan dan lini produk diperluas untuk menarik segmen pasar baru.
Selain lini produk, lini harga juga digunakan untuk memuaskan selera berbagai
segmen, mulai dari harga rendah sampai dengan harga premi. Sementara itu
promosi ditekankan untuk membangun preferensi merek (selective demand).
Periklanan dititikberatkan pada media massa untuk memaksimumkan jangkauan
penginformasian produk. Pemasar juga harus terus mengumpulkan informasi tentang
kegiatan persaingan dan mencari segmen pasar baru karena peluang di pasar yang
ada sudah mulai berkurang dengan semakin banyaknya pesaing yang muncul.
Bentuk-bentuk strategi yang dapat
dilakukan pada tahap ini antara lain meliputi
a.
Meningkatkan kualitas produk serta menambahkan keistimewaan produk baru
dan gaya yang lebih baik.
b. Perusahaan
menambahkan model – model baru dan produk – produk penyerta (yaitu, produk
dengan berbagai ukuran, rasa, dan sebagainya yang melindungi produk utama)
6
c.
Perusahaan memasuki segmen pasar baru.
d. Perusahaan meningkatkan cakupan
distribusinya dan memasuki saluran distribusi yang baru.
e.
Perusahaan beralih dari iklan yang
membuat orang menyadari produk (product awareness advertising) ke iklan yang
membuat orang memilih produk (product preference advertising)
f.
Perusahaan menurunkan harga untuk
menarik pembeli yang sensitif terhadap harga dilapisan berikutnya.
· Slow Growth
Strategi pemasaran pada tahap ini
sebagian besar difokuskan untuk memperkuat dan mempertahankan posisi pasar
serta membangun kesetiaan konsumen dan penyalui. Dengan semakin banyaknya
pesaing yang keluar dari pasar maka intensitas persaingan menjadi berkurang.
Jumlah produk di pasar juga berkurang, selain akibat semakin terdesaknya produk
tiruan yang gagal, juga disebabkan oleh lini produk perusahaan yang menyusut
karena produsen dan penyalur menghilangkan item yang prestasinya jelek. Harga
menjadi alat persaingan. Selain untuk rnempertahankan konsumen agar tetap
membeli, alasan harga kini menjadi alat untuk bersaing karena pasar sudah jenuh
dan tidak tertarik lagi dengan promosi perusahaan. Penyalur menjadi semakin
penting karena produk yang selalu tersedia pada tingkat eceran akan dapat
memberikan penghasilan secara teratur. Dengan demikian promosi akan bergeser
dari konsumen ke penyalur. Di samping itu usaha untuk memberikan pelayanan
purna beli (servis dan suku cadang) juga semakin meningkat. Intelijen pemasaran
mulai memfokuskan pada peningkatan produk, mencari peluang di pasar baru, serta
perbaikan dan penyegaran tema promosi.
3. Tahap
Kedewasaan (Maturity)
Strategi
yang dapat dilakukan pada tahap ini :
a. Modifikasi pasar
1) Memperluas jumlah pemakai merk
2) Meningkatkan
tingkat pemakaian per pemakai
Volume =
jumlah pemakai merk x tingkat pemakaian per pemakai
Jumlah pemakai merk dapat diperluas dengan cara :
·
Mengubah orang
bukan pemakai
·
Memasuki segmen
pasar baru
·
Memenangkan pelanggan
pesaing.
7
Strategi untuk meningkatkan tingkat pemakaian per pemakai:
·
Penggunaan
lebih sering
·
Lebih banyak
pemakaian per peristiwa
·
Penggunaan baru
dan lebih bervariasi
b.
Modifikasi
produk
·
Peningkatan kualitas (quality improvement) bertujuan meningkatkan kemampuan
produk, misalnya daya tahan, kecepetan, dan kinerja produk. Strategi ini
efektif jika mutu produk memang masih bisa ditingkatkan, konsumen peka terhadap
mutu produk, dan konsumen percaya bahwa mutu yang lebih tinggi akan memberikan
manfaat yang lebih tinggi.
·
Peningkatan keistimewaan (feature improvement) bertujuan untuk menambahkan
ciri-ciri baru pada produk seperti ukuran, berat, bahan pokok baru, bahan
pelengkap, dan sebagainya. Kebaikan dari strategi ini adalah meningkatkan image
perusahaan sebagai pemimpin pasar yang progresif, dapat merebut kesetiaan
segmen pasar tertentu, memberikan publisitas cuma-cuma bagi perusahaan,
mendorong antusiasme pada wiraniaga dan distributor, serta perubahan tersebut
dapat dilakukan denganf leksibel tanpa tambahan biaya. Namun kelemahan terbesar
dari strategi ini adalah mudah ditiru, terlebih lagi apabila perubahan tersebut
tidak memberikan manfaat yang permanen.
·
Peningkatan gaya (style improvement) bertujuan untuk menambah daya tarik estetika produk seperti
model, warna, kemasan dan lain – lain. Keuntungan dari strategi ini adalah
terciptanya identitas yang khas di pasar serta kesetiaan konsumen pada merek.
Namun strategi ini juga mempunyai masalah selain keuntungan di atas, yaitu
sulit mengetahui kelompok orang yang menyukai model baru dan biasanya model
baru menghilangkan model lama yang sudah diterima (style loyalty) sehingga
perusahaan dapat menghadapi risiko kehilangan konsumen yang terlanjur menyukai
model lama
c. Modifikasi
bauran pemasaran (marketing mix) dimana perusahaan bertujuan untuk \mempertahankan
pangsa pasar dari pesaing dan menjaga kelompok produk (product category) dari
serangan produk substitusi. Bentuk strategi ini adalah berupa modifikasi bauran
pemasaran untuk memperoleh tambahan penjualan. Strategi bertahan ini lebih
menitikberatkan pada penekanan/pengurangan biaya produksi dan menghilangkan
kelemahan produk. Distributor memainkan peranan penting untuk strategi ini,
sebab tingkat penjualan yang mereka peroleh dipengaruhi oleh usaha promosi
perusahaan untuk mendorong distributor tetap setia pada perusahaan. Di samping
itu, karena promosi berkurang keefektifannya, maka penentuan harga menjadi bentuk
lain dari promosi.
8
Walaupun usaha
promosi ditujukan untuk mempertahankan kesetiaan produk pada konsumen dan
distributor, penekanannya akan lebih cenderung lebih berat pada distributor.
Meskipun merupakan alternatif strategi yang baik pada tahap kedewasaan,
strategi ini mempunyai kelemahan pokok yaitu sangat mudah ditiru pesaing,
terutama jika yang dilakukan adalah potongan harga, peningkatan aktivitas
pelayanan, dan distribusi massal. Keuntungan yang diperoleh pun tidak banyak,
karena setiap tindakan yang dilakukan perusahaan akan mendapat reaksi dari
pesaing.
d. Menggunakan take-off strategy yang
mana marupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai fase
penerimaan konsumen baru, strategi ini dapat memperbaharui pertumbuhan pada
saat produk masuk dalam kematangan.
- Tahap Penurunan (Decline)
Penjualan perusahaan yang semakin
bergerak ke arah penurunan merupakan gejala tahap decline dalam PLC. Penurunan
penjualan ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti perubahan selera pasar,
produk substitusi diterima konsumen (baik dan dalam negeri maupun dan luar
negeri), dan perubahan teknologi. Perusahaan akan mengeksploitasi produknya
sebelum memutuskan untuk menghapusnya dan jajaran lini produk yang ditawarkan.
Semuanya ini mengakibatkan menghebatnya persaingan harga, kelebihan kapasitas,
dan laba perusahaan menghilang. Namun produk yang memasuki tahap decline bukan
berarti sudah tidak menguntungkan lagi. Ada kemungkinan justru menguntungkan
bagi perusahaan yang masih bertahan di pasar, karena dapat memanfaatkan
sisa-sisa konsurnen yang sudah ditinggalkan pesaing. Pada tahap ini produk
hanya akan memenuhi kebutuhan pasar inti, sehingga konsumen cenderung
spesialis.
Sejumlah alternatif dapat dilakukan
pada tahap akhir PLC ini. Namun perlu diperhatikan bahwa pilihan alternatif
haruslah didasarkan pada kekuatan dan kelemahan perusahaan serta daya tarik
industri bagi perusahaan. Alternatif-alternatif tersebut di antaranya adalah :
- Menambah investasi agar dapat mendominasi atau menempati posisi persaingan yang baik.
- Mengubah produk atau mencari penggunaan/manfaat baru pada produk.
- Mencari pasar baru.
- Tetap pada tingkat investasi perusahaan saat ini sampai ketidakpastian industri dapat diatasi.
9
- Mengurangi investasi perusahaan secara selektif dengan cara meninggalkan konsumen yang kurang menguntungkan, tetapi menambah investasi untuk kelompok kecil konsumen yang masih setia dan menguntungkan.
- Harvesting strategy untuk mewujudkan pengembalian uang tunai dengan cepat.
- Meninggalkan bisnis tersebut dan menjual aset perusahaan.
10
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan
uraian bahasan “ strategi pemsaran dalam daur hidup produk“ dapat disimpulkan
bahwa :
Siklus hidup produk adalah suatu konsep penting yang memberikan pemahaman tentang
dinamika kompetitif suatu produk. Seperti halnya dengan manusia, suatu produk
juga memiliki siklus atau daur hidup. Siklus Hidup Produk (Product Life Cycle)
ini yaitu suatu grafik yang menggambarkan riwayat produk sejak diperkenalkan ke
pasar sampai dengan ditarik dari pasar . Siklus Hidup Produk (Product Life
Cycle) ini merupakan konsep yang penting dalam pemasaran karena memberikan
pemahaman yang mendalam mengenai dinamika bersaing suatu produk. Konsep ini dipopulerkan oleh
levitt (1978) yang kemudian penggunaannya dikembangkan dan diperluas oleh para
ahli lainnya.
B. SARAN
Bertolak dari
pembahasan strategi pemsaran dalam daur
hidup produk penyusun memberikan saran
sebagai berikut :
Bagi
pembaca penulis mengharapkan kritik dan sarannya yang bersifat membangun demi
sempurnanya makalah ini.
11
DAFTRA PUSTAKA
Ruky, Achmad S. 2000,
Menjadi Manajer Internasional, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama.
Sawir, agnes.2001,
Analisis kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Jakarta, PT
Gramedia Pustaka Utama.
Departemen
perindustrian dan perdagangan 1998
Fuadi, Munir.2004,
Hukum Dagang Internasional, Bandung, PT.Citra Aditya bakti.
12
STRATEGI PEMASARAN DALAM DAUR HIDUP
PRODUK
Makalah Manajemen Pemasaran
Dosen : Said Muhammad Rahimin,
S.Ag.MM
Oleh
:
1.
Bambang Royani
2.
Robi
Rana Impakusuma
3.
Zenni Linggawati
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
NATUNA
JURUSAN EKONOMI ISLAM
SEMESTER III D
percuma gak bisa di copy
BalasHapusbetul itu brow, buat apa diposting kalau gak bisa di copy, pelit banget,,,....
BalasHapusBAGAIMANA CONTOH HUBUNGAN ANTARA STRATEGI PEMASARAN DENGAN DAUR HIDUP PRODUK TERSEBUT.
BalasHapus